Tantangan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan pada Mahasiswa dalam Era Covid-19
Source image : unsplash.com/@anniespratt
Dengan adanya teknologi yang semakin canggih dan perkembangannya yang semakin pesat mampu membuat masyarakat bertahan di tengah pandemik yang saat ini sedang malanda dunia, termasuk tanah air Indonesia. Berbagai profesi yang biasa dilakukan secara konvensional, kini harus berjalan secara daring dan harus memanfaatkan teknologi secara maksimal. Tidak hanya karyawan, namun mahasiswa, bahkan ibu rumah tangga juga ikut merasakan dampaknya.
Banyaknya perusahaan startup yang tumbuh dan berkembang di Indonesia mampu membuat masyarakat ikut beradaptasi dengan adanya teknologi yang semakin canggih. Namun, hanya sebagain masyarakat Indonesia yang mampu memanfaatkan teknologi dengan baik. Pasalnya, masih ada beberapa wilayah di Indonesia yang masih tertinggal jauh jika berbicara tentang internet atau perkembangan teknologi.
Sejak berjalannya pekerjaan dan pembelajaran secara daring, semua pihak dituntut untuk beradaptasi dengan keadaan ditengah pandemik. Karyawan atau dosen yang sudah lama bekerja dan sudah mendekati masa pensiun juga harus turut beradaptasi. Jika biasanya mereka yang sudah cukup renta hanya mengenal ponsel pintar untuk berkirim pesan dan menerima telepon, di tengah pandemik ini mereka harus mengenal teknologi lebih jauh dengan mempelajari berbagai aplikasi yang cukup asing seperti aplikasi meeting online atau video conference.
Selain karyawan atau dosen, ibu rumah tangga juga perlu beradaptasi dengan adanya teknologi saat ini. Terlebih, ibu rumah tangga yang memiliki anak di sekolah dasar dan anak yang ingin mendaftar ke sekolah baru atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi karena seluruh pendaftaran dilakukan secara daring. Seorang ibu harus bisa merangkap profesi sebagai seorang ibu sekaligus seorang guru untuk anak-anaknya. Akan tetapi, mereka juga harus memiliki kesabaran yang ekstra karena bukan hanya urusan dapur yang perlu diperhatikan, namun, mereka juga harus memastikan anak-anaknya memahami pelajaran dan mendapatkan nilai yang baik.
Berbeda juga dengan dampak yang terjadi di kalangan mahasiswa, jika biasanya teknologi sangat erat kaitannya dengan mahasiswa Informatikaatau Ilmu Komputer, kali ini tidak ada pengecualian bagi setiap mahasiswa untuk mengenal teknologi dan mengikuti perkembangannya, terlepas dari apa dan bagaimana latar belakang mahasiswa tersebut. Pasalnya, pertemuan kuliah dan informasi terkait perkuliahan dilakukan secara daring. Alih-alih merasa punya banyak waktu karena bisa belajar di rumah, justru tidak sedikit mahasiswa yang merasa kerepotan karena perlu beradaptasi dan mengenal aplikasi-aplikasi serta fitur-fitur baru yang digunakan oleh dosen sebagai media pembelajaran.
Berbagai kalangan dan profesi mau tidak mau harus beradaptasi dengan teknologi selama virus ini masih mewabah. Setidaknya, masyarakat Indonesia sedikit lebih sadar akan pentingnya teknologi dan harus beradaptasi jika tidak ingin tertinggal. Walaupun, tidak sedikit pula masyarakat yang kurang beruntung karena berada di daerah terpencil sehingga cukup sulit untuk mengakses internet dan mendapatkan informasi. Oleh karena itu, pembenahan dalam bidang ini harus segera diatasi supaya pendidikan secara daring dapat berjalan dengan lancar dan merata ke seluruh daerah di Indonesia.
Dengan adanya cara pembelajaran daring dalam era Covid-19 ini memberikan tantangan baru kepada seluruh pelajar di Indonesia. Salah satunya pembelajaran yang terjadi di perguruan tinggi, mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan merupakan tantangan besar yang dirasakan oleh mahasiswa. Mata kuliah ini merupakan pendidikan tinggi wajib yang bertujuan untuk membangun karakter dan membentuk manusia yang memiliki rasa kebanggan serta cinta tanah air.
Pendidikan Kewarganegaraan dirancang untuk memberikan pengertian kepada mahasiswa tentang pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antar warga negara serta pendidikan pendahuluan bela negara sebagai bekal agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara. Mahasiswa juga diajarkan untuk menjadi lebih demokratis, lebih kritis terhadap masalah-masalah yang sedang terjadi di dalam maupun di luar negeri.
Tidak hanya teori saja yang diberikan, namun mahasiswa harus memberikan sentuhan moral dan sikap sosial serta mampu menyaring budaya dari luar agar sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia yaitu Pancasila. Memahami mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan adalah salah satu upaya untuk membangkitkan kembali semangat kebangsaan generasi muda, khususnya mahasiswa dalam menghadapi pengaruh globalisasi, dan mengukuhkan semangat bela negara. Tujuannya adalah untuk memupuk kesadaran cinta tanah air, mengetahui tentang hak dan kewajiban dalam usaha pembelaan negara, sera menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika.
Banyaknya tuntutan yang dipikul oleh mahasiswa menjadi tantangan tersendiri yang harus dirasakan oleh mahasiswa. Terlebih, mahasiswa merupakan warisan dan aset besar negara di masa depan. Mahasiswa juga berperan sebagai agent of change yang akan membawa perubahan kearah yang lebih baik dan akan memberikan manfaat serta menjadi pengontrol untuk dirinya sendiri, orang tua, teman-teman, orang-orang di sekitarnya dan untuk negara.
Comments
Post a Comment